Karena kandungannya berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, sambiloto
diyakini mampu menangkal virus HIV/AIDS. Sebuah perusahaan di Amerika
Serikat sudah mematenkan tanaman ini. Di Indonesia, tanaman ini terserak
di sembarang tempat.
Sambiloto termasuk dalam familia atau suku acanthaceae.
Tanaman yang daun dan batangnya pahit ini dapat tumbuh pada ketinggian
700 m dpl. Tanaman ini sering kali dijumpai orang di pekarangan rumah.
Bahkan tanaman ini juga tumbuh liar di tempat-tempat terbuka seperti
ladang, sisi-sisi jalanan atau di tanah kosong yang terbengkalai.
Sambiloto
merupakan suatu terna yang tumbuh tegak, dengan tinggi mencapai 90 cm.
Batangnya berbentuk segi empat dan bercabang banyak. Tanaman ini
mempunyai daun tunggal yang saling berhadap-hadapan, panjangnya 2-8 cm
dan lebar 1-3 cm. Tanaman ini juga berbunga sepanjang tahun. Berwarna
putih atau ungu, tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang tumbuh pada
ujung-ujung tangkai.
Sambiloto juga mempunyai buah yang
bentuknya memanjang sampai jorong. Panjang buahnya itu sekitar 1,5 cm,
lebar 0,5 cm serta pangkal dan ujungnya runcing. Bila sudah matang
buahnya itu akan berwarna hitam dan akan pecah membujur menjadi empat
keping. Biji tumbuhan ini gepeng, kecil, warnanya coklat muda.
Sambiloto mempunyai kandungan zat yang khas berupa andrographolide. "Zat andrographolide ini tidak ada di tanaman lain" ungkap Ir. Winarto, pemilik kebun tanaman obat Karyasari. Selain andrographolide tanaman ini juga mempunyai kandungan zat panicolin. "Makanya berdasarkan dua unsur zat itu sambiloto diberi nama andrographis paniculata" ujar Winarto lagi.
Andrographolide dan panicolin itu memang spesifik. Fungsi utamanya sebenarnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Makanya di Amerika Serikat, sambiloto sudah dipatenkan sebagai obat penyakit AIDS.
Menjadikan suatu tanaman menjadi
obat tidaklah gampang. Karena berkaitan dengan pemasaran serta
kepercayaan masyarakat. Bila kita berbicara mengenai uji klinis,
kebanyakan semua dilakukan di luar negeri. Di samping biayanya yang
besar, tenaga ahlinya di sana banyak. Karena itu perusahaan luar negeri
berani mematenkan sambiloto sebagai obat untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
Kebanyakan pengobatan tradisional di Jawa, sambiloto
diminum sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit karena dia
bersifat antibiotik. Bahan yang biasanya diambil pada sambiloto bisa
batang atau daun. "Karena tanaman ini berumur semusim. Daun dan
batangnya bisa dicabut sekaligus lalu direbus semua" tambah Winarto
lagi.
Masih menurut Winarto, umumnya kalau kita mau meminum
sehari 2 gelas ramuan sambiloto, maka daya tahan tubuh kita akan
meningkat dan tidak mudah terserang penyakit. Caranya: 10 gram daun
kering diberi air 4 gelas lalu direbus hingga airnya tersisa 2 gelas.
Sering tidaknya kita minum rebusan sambiloto tergantung dari keadaan
badan kita. Bila menderita penyakit serius, maka bisa minum lebih banyak
daru itu. Untuk kasus-kasus gigitan serangga sambiloto sangat mujarab.
Sedikit ditumbuk lalu dimamarkan ke kulit yang terkena gigitan,
gatal-gatal di kulit akan cepat hilang.
Tapi, "Karena rasanya
pahit, untuk sekedar pencegahan penyakit bisa minum olahan sambiloto
1/2 gelas saja sehari, tidak perlu sampai 2 gelas. Atau kalau Anda tidak
suka rasa pahit, Anda bisa menelan ramuan sambiloto itu dalam bentuk
kapsul. Caranya, masukkan saja bubuk dari daun sambiloto kering ke dalam
kapsul. Tapi untuk orang yang terkena tekanan darah rendah, minum
olahan sambiloto malah akan menambah tekanan darahnya menjadi drop,"
ungkap Winarto mengingatkan. Jadi hati-hati Anda yang punya tekanan
darah rendah.
Sumber: sehatnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda