Sejumlah tanaman obat memiliki efek seperti insulin dalam tubuh
manusia. Tanaman tersebut menurunkan gula darah yang berlebihan pada
penyandang diabetes. Dipadu pola makan dan olahraga, herbal dikonsumsi
sesudah makan untuk mengendalikan kadar gala darah.
Jumlah
penyandang diabetes melitus belakangan ini di Tanah Air terus meningkat.
"Salah satu sebabnya adalah konsumsi terlalu banyak karbohidrat. Berapa
banyak pun beras diproduksi di Indonesia, pasti habis. Seharusnya kita
mengurangi asupan karbohidrat," ujar Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, Apt,
Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami, Departermen Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Indonesia.
Terlalu banyak karbohidrat akan menyebabkan
produksi gula berlebihan di dalam darah. Gula darah yang berlebihan itu
menyebabkan terjadinya penyakit diabetes. Kabar buruknya, bila sudah
terkena, diabetes hanya bisa dikendalikan dengan pengendalian gula
darah.
"Pengendalian gula darah itu tidak bisa dilakukan dengan pengaturan pola makan semata. Perlu olahraga," kata Prof. Sumali.
Tanaman
obat pun bisa dikonsumsi untuk membantu mengendalikan gula darah. "Obat
herbal bekerja seperti insulin. Tanaman herbal ini bisa digunakan dalam
jangka panjang tanpa efek samping berarti," imbuhnya.
Diungkapkan
Dr. Prapti Utami, dokter yang mendalami tanaman obat, tanaman obat
berfungsi konstruktif, yaitu membangun kembali jaringan yang rusak serta
menyembuhkan komplikasi. Obat herbal bekerja menurunkan gula darah
dengan mekanisme menghambat penyerapan gula berkat kadar seratnya yang
tinggi.
Tanaman seperti pare bekerja memperbaiki sel beta
pankreas. "Ada juga yang merangsang sel beta pankreas gula darah," ujar
Dr Prapti.
Untuk diabetesi yang harus mengongurns obat dari
dokter agar gula darahnya terkendali, perlu konsultasi dengan dokter
terlebih dahulu sebelum mengonsumsi tanaman obat. "Perlu jarak waktu
antara minum obat clan minum tanaman obat," kata Prof. Sumali. Berikut adalah beberapa herbal penurun gula darah :
1. Mahkota Dewa
Efek farmakologi: antiradang, obat disentri, sakit kulit, dan eksim.
Cara
penggunaan : lima hingga tujuh iris buah mahkota dewa diseduh dengan
satu gelas air panas (200 cc). Tutup dan biarkan sebentar agar melarut
dulu. Setelah itu minum secukupnya.
2. Brotowali
Efek farmakologi : analgesik (menghilangkan rasa sakit), anti piretik (menurunkan panas)
Cara
penggunaan : siapkan 6 cm batang brotowali, cuci bersih, lalu
potong-potong. Tambahkan sepertiga genggam daun sambiloto dlan sepertiga
daun kumis kucing. Rebus dengan tiga gelas sampai menjadi dua gelas.
Diminum setelah makan.
3. Mengkudu
Efek farmakologi : memperbaiki sel beta pankreas dan reseptor insulin yang tidak berfungsi dengan baik.
Cara
penggunaan : dua buah mengkudu masak diparut, tambahkan sedikit air
kapur. Aduk sampai merata. Peras dengan sepotong kain lalu diminum.
4. Lidah buaya
Efek farmakologi : antiradang, pencahar
Cara
penggunaan : 1 lembar lidah buaya dicuci bersih, buang durinya,
kemudian dipotong-potong, Rebus lidah buaya dengan tiga gelas air sampai
menjadi satu setengah gelas. Minum 3 x1,5 gelas setiap habis makan.
5. Pare
Efek farmakologi : antiradang, sifatnya dingin. Charantin dan polypeptide-P di dalam pare merangsang sel beta pankreas mengeluarkan insulin.
Cara penggunaan : 200 gram buah pare segar dipotong-potong, lalu dijus atau direbus. Kemudian airnya diminum.
6. Teh Hijau
Efek
farmakologi : polifenol di dalam teh meningkatkan sensitivitas sel
terhadap insulin. Efek teh hijau terhadap insulin ini pernah diteliti
oleh Hiroshi Tsuneki dkk dan diterbitkan dalam jumal BMC Pharmacology
edisi 2004.
Cara penggunaan : satu sendok tek daun teh hijau diseduh dengan air panas. Minum setelah makan.
Sumber: sehatnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda